TIPS DAN CARA JITU IKUT TENDER LPSE
Setelah sibuk sekian lama membuat penawaran, banyak hal yang bisa
saya dapatkan dan coba ingin saya bagikan kepada teman-teman yang
mungkin lagi sibuk juga ngurusin ato kejar paket di beberapa LPSE di
seluruh Indonesia. Neh, saya kasih beberapa tips dalam mengikuti tender
lewat website LPSE :
- Pastikan paket yang kita ikuti tuh benar-benar ada peluangnya tuk
menang. Karena menurut saya tender lewat LPSE membuat kita tidak tau
sama sekali berkas perusahaan lain yang ikut tender, g kayak manual
dulu, ada yang jadi saksi, jadi kita bisa tau berkasnya lengkap ato
nggak, ato mungkin salah nama paket, dll. Jadi sebenarnya
transparansinya itu malah nggak ada…
- Klo memang tidak ada peluang untuk menang, ngapain ikut tender di
paket itu. Banyak ruginya, rugi waktu, duit buat bikin dukungan bank
sama jaminan penawaran, rugi snack untuk cemilan. Karena meskipun kita
ada diurutan pertama ato kedua, dan kita merasa yakin berkas dan
penawaran lengkap, tapi bisa saja urutan dibawah kita yang dimenangkan.
Bagi saya bahwa “TIDAK ADA PENAWARAN YANG SEMPURNA” apalagi klo untuk
paket yang diikuti perusahaan kualifikasi non kecil (CV).
- Faktor non teknis juga berperan penting. Bagi saya sedikit yang bisa menang murni di setiap tender..
- Sebaiknya buat dukungan bank dan jaminan penawaran setelah proses
Aanwijzing selesai, bisa saja ada perubahan yang dilampirkan lewat
addendum, jadi g perlu lagi bikin yang baru, keluar duit lagi tuh. Jadi
penting untuk mengetahui jadwal penjelasan dokumen lelang dan
mengikutinya secara online.. dstu kita bisa bertanya apa saja yang
pengen ditanyakan, khususnya yang berhubungan dengan surat yang
bermaterai, apakah wajib bermaterai ato tidak, seperti surat penawaran
dan surat pernyataan. (klo surat dukungan bank sama jaminan penawaran
seh wajib pake materai).
- Ikuti semua format surat sesuai dokumen lelang, baik dukungan
bank, jaminan penawaran, surat penawaran dan lain-lain. Khusus untuk
dukungan bank, terkadang ada paket yang mewajibkan format dukungan yang
bersifat mengikat (commited). Jadi kita wajib mengikuti format
tersebut (cari bank yang mau buat surat dukungan bank seperti format
dokumen lelang). Satu saja format tersebut tidak sesuai dokumen lelang,
bisa dipastikan penawaran GUGUR…
- Dalam surat dukungan bank harus diperhatikan tujuannya, baik nama POKJA ULP maupun nama Paket Pekerjaan dan Nilai Dukungan.
- Dalam jaminan Penawaran, Perlu diperhatikan juga nama POKJA ULP
maupun nama Paket Pekerjaan dan Nilai Jaminann Penawaran (Bond).
- Dalam surat penawaran perlu diperhatikan : – Tanggal penawaran
HARUS SAMA dengan Tanggal Pembukaan Penawaran, – Tujuan ULP / POKJA
harus sama dengan dokumen lelang (bisa diliat di BAB IV. Lembar data
Pemilihan (LDP), – Perihal / nama paket harus sesuai, – Jadwal waktu
pelaksanaan dan masa berlaku penawaran juga harus sesuai dokumen.
- Sebaiknya, Upload semua lampiran isian kualifikasi DALAM SATU FILE
seperti SIUP, TDP, SITU, NPWP, SKT, PKP, SIUJK, AKTA, NERACA / AKUNTAN
PUBLIK, SBU, KTP-NPWP DIREKSI, SPT TAHUNAN, PAJAK 3 BLN TERAKHIR, BERKAS
TENAGA AHLI (IJAZAH, KTP, NPWP, SKA/SKT), PENGALAMAN PERUSAHAAN, dan
BUKTI KEPEMILIKAN PERALATAN. File ini kita lampirkan di lampiran Isian
Kualifikasi Poin 10. Jangan dilampirkan lewat Apendo.
- Yang dilampirkan lewat Apendo itu file yang berisi, – Jaminan
Penawaran, – Surat Pernyataan, – Surat Penawaran, – Daftar Kuantitas dan
Harga, – Time Schedule, – Metode Pelaksanaan, – Spesifikasi Teknis,-
Pra-RK3K, – Dukungan Peralatan. Mengapa yang dilampirkan lewat apendo
koq cuma ini??? Coba kita perhatikan, berapa waktu yang kita butuhkan
untuk upload ulang semua berkas yang dijadikan satu file *.rhs dengan
kapasitas yang sekitar 50MB??? Sementara kesalahan hanya pada surat
penawaran, misalnya jangka waktu pelaksanaan. Saya rasa dengan paket
speedy unlimited yang harganya 600ribuan pun butuh waktu yang lama,
apalagi klo cuma pake modem GSM, jangan harep deh bakal terkirim. Nah
klo file lampiran sudah terkirim di isian kualifikasi, tentu kapasitas
file yang kita kirim akan lebih kecil kapasitasnya, hal ini akan lebih
memudahkan kita dalam memanajemen berkas yang kita kirim. Contoh lain,
misalnya kita ingin menurunkan harga penawaran, kan tinggan di ganti
harga satuan, kemudian di PDF kan, trus di enkripsi pake Apendo (palingan hasilnya g sampe 7 MB),
kemudian di upload.. bisa terkirim dengan cepat karena kapasitasnya
kecil, bayangkan jika kita mengirim ulang lagi berkas lampiran tadi
bersama file penawaran lewat file yang dienkripsi tadi, bisa-bisa yg ada
setelah 100% upload, eh bukannya muncul pilihan setuju / tidak, yang
MUNCUL MALAH TAMPILAN HOME / TAMPILAN AWAL WEBSITE LPSE yang kita ikuti,
pernah ngerasain nggak kayak gitu??? Saya seh dah berap kali ngerasain
kayak gitu…
- Yang terkahir, gunakan browser yang bisa nampilin sudah berapa
persen yang terupload, saya sarankan pake Google CHROME (bukan promosi
y), karena di pojok Kiri Bawah saat kita upload, bisa terlihat sudah
berapa persen. Klo pake Firefox tulisannya cuma waiting….. jadi kita
nunggu, tp g tau sudah mau 100% apa masih 10%…
Komentar
Posting Komentar